Cara Memotret Air Terjun Agar Lebih Dramatis

Memotret Air Terjun

Bersyukurlah Anda tinggal di Indonesia, karena masih banyak sekali tempat-tempat yang masih alami, asri dan menakjubkan. Anda bisa memotret landscape yang sangat menawan dengan berbagai objek, salah satunya adalah memotret air terjun. Sayangnya tidak semua orang tahu teknik memotret air terjun agar nampak nyata dan dramatis.

Untuk memotret air terjun dengan teknik biasa tampaknya bukan hal yang sulit. Anda bisa pergi ke sebuah tempat wisata dekat pegunungan dan sungai atau bahkan bendungan, yang penting ada air mengalir. Setelah sampai Anda bisa langsung memotret sesuka hati, baik itu menggunakan kamera digital poket, DSLR maupun ponsel.

Selain itu menggunakan berbagai mode pemotretan juga sah-sah saja untuk memotret air terjun asal pas dan sesuai pencahayaannya. Sayangnya, memotret dengan teknik biasa tidak akan memberikan hasil foto yang luar biasa. Bahkan objek yang sebenarnya sangat bagus bisa saja terlihat biasa saja jika menggunakan teknik asal-asalan.

Nah, dalam hal ini memang dibutuhkan teknik memotret khusus agar menghasilkan foto menarik bahwa seolah-olah sangat nyata. Dan kami harus katakan bahwa kamera DSLR memang sangat cocok untuk memotret air terjun karena Anda bisa mengatur kecepatan, bukaan dan elemen pencahayaan lain. Jika tidak memiliki DSLR, kamera jenis lain pun bisa Anda gunakan baik itu poket, Mirrorless dan Prosumer asalkan terdapat mode Manual atau Shutter Priority.

Memotret Air Terjun

Anda harus melihat berbagai foto air terjun yang diambil oleh fotografer profesional. Kebanyakan foto air terjun dibuat secara dramatis sehingga air terlihat seperti bergerak. Apa saja tips dan cara memotret air terjun yang demikian? Mari simak selengkapnya:

1. Mempersiapkan Kamera

Untuk yang pertama tentunya adalah mempersiapkan kamera Anda. Selain itu peralatan lain yang dibutuhkan salah satunya adalah Tripod atau kaki tiga atau penyangga. Alat ini sangat dibutuhkan karena nantinya kita akan memotret secara long exposure dan Tripod sanggup meredam getaran yang beresiko merusak foto. Rasanya flash internal apalagi eksternal bukan menjadi perangkat penting dalam hal ini. Anda tidak membutuhkannya.

Jika mempunyai budget lebih, Anda bisa membeli lensa lebar atau wide angle karena lensa jenis tersebut dapat memberi kesan 3 dimensi dan lebih luas cakupan objeknya. Perangkat lainnya yang dibutuhkan adalah Filter ND (Neutral Density), berfungsi agar cahaya yang masuk dalam pemotretan long exposure tidak terlalu banyak, namun tetap tidak mengubah warna.

Selain itu Filter CPL juga bisa membantu untuk mengurangi refleksi dari sinar Matahari karena umumnya pemotretan air terjun dilakukan siang hari. Untuk semakin memperlengkap lagi, gunakan Shutter Release bagi kamera yang memiliki fitur IR Release. Namun, apabila Anda memang tidak memiliki berbagai alat tersebut, cukup gunakan kamera berlensa kit saja plus tripod. Hal ini tentunya menepis anggapan bahwa fotografi itu mahal.

2. Teknik Pemotretan

Setelah peralatan, langsung saja kita bahas tekniknya. Pasangkan kamera pada tripod, dan lebih baik gunakan mode Manual agar kita bebas mengatur segitiga fotografi. Aturlah angka Shutter Speed dengan lambat, mulai dari angka ¼ detik sampai 5 detik. Semakin lambat Shutter Speed semakin baik dan membuat mulus gerakan air terjun. Namun itu juga menyulitkan karena cahaya yang masuk akan semakin banyak.

Untuk bukaan diafragma, jangan gunakan Aperture besar. Ingat ini bukan memotret close-up, jadi atur bukaan sekecil mungkin. Angka yang aman adalah f/11 sampai maksimal f/22 sembari Anda menyesuaikan sendiri dengan cahaya sekitar (semakin besar angka Aperture, maka semakin kecil diafragma, dan sebaliknya). Jika lebih kecil dari f/22 dikhawatirkan kualitas foto akan berkurang akibat difraksi lensa.

Gunakan ISO paling rendah, bisa dengan angka 200 sampai 100. Atau bahkan saat ini banyak DSLR yang menyediakan ISO dibawah 100 dengan keterangan Lo ISO untuk menghambat cahaya yang terlalu banyak masuk.

Setelah itu bisa langsung tekan tombol Shutter untuk memotret air terjun. Namun agar meminimalisir goncangan, Anda bisa menggunakan Remote Release maupun menggunakan fitur Shutter otomatis dengan waktu sesuai keinginan.

Silahkan lihat hasilnya, jika dirasa masih kurang menarik silahkan Anda rubah settingan segitiga exposure asalkan masih dalam cakupan Shutter Speed lambat, Aperture kecil dan ISO rendah. Sesuaikan sendiri dengan cahaya sekitar air terjun.

Jangan hanya terpaku pada air tejun saja. Anda juga bisa membuat komposisi menarik dengan menambahkan berbagai objek lain sekitar air terjun seperti pepohonan, ranting dan lain-lain. Komposisi foto dengan bentuk horizontal membuat pemandangan air terjun menjadi lebih tenang dan stabil, namun jika Anda menggunakan komposisi vertikal, akan memberikan kesan dinamis dan cepat.

Jangan berhenti sekali saja, namun lakukan pemotretan berkali-kali agar Anda dapat melihat mana hasil yang bagus.

Demikian beberapa tips dan cara memotret air terjun.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *