Shutter Speed Adalah Yang Terutama Dalam Fotografi

Shutter Speed Dalam Fotografi

Ketika Anda memasuki pelajaran awal dalam kelas fotografi, ada 3 hal yang menjadi awal pembelajaran yakni pengetahuan tentang Shutter Speed, Aperture dan ISO. Ketiga istilah tersebut adalah wajib di mengerti dan merupakan dasar fotografi yang paling utama serta paling penting.

Untuk yang pertama kami akan mencoba mengulas apa yang disebut Shutter Speed atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut Kecepatan Rana. Sayangnya istilah dalam bahasa Indonesia kurang populer, dan beberapa orang sering menyingkatnya dengan SS atau Speed. Jadi jika ada fotografer yang menanyakan berapa Speed mu? berarti dia menanyakan angka Shutter Speed yang digunakan pada kamera Anda.

Shutter fisik

Sebelum mengetahui soal kecepatan rana dan rumusnya, sebaiknya Anda mengetahui dahulu bentuk fisik Shutter atau Rana. Sepertinya memang sulit untuk melihat bentuk Shutter di kamera karena terletak didalam diantara sensor sebagai pembakar medium. Sebagai gambaran sederhana, Shutter memiliki bentuk fisik seperti jendela dan bertindak sebagai pembuka dan penutup.

Pada masa fotografi film, kebanyakan Shutter atau rana terbuat dari lempengan logam, tetapi saat ini kebanyakan kamera modern khususnya kamera digital Shutter sudah menggunakan penutup yang terbuat dari kain. Penggunaan bahan ini ternyata untuk mengurangi berat kamera serta untuk mendapatkan kecepatan rana yang sangat tinggi. Saat Anda memencet tombol Shutter (tombol jepret) berarti Anda sedang mengupayakan agar tirai Shutter membuka dan menghasilkan gambar untuk sensor.

Shutter Speed Dalam Fotografi

Anda tentu sedikit sudah tahu gambaran fisik Shutter, atau banyak yang memperkirakan bentuknya seperti pintu garasi yang dibuka keatas dan ditutup ke bawah. Nah, Shutter Speed sendiri adalah istilah untuk penilaian berapa lama Shutter membuka dan menutup.

Kecepatan membuka dan menutupnya Shutter bisa ditentukan oleh fotografer melalui nilai-nilai yang bisa dipilih dengan satuan waktu detik/second, khususnya pada kamera pro. Tetapi untuk penggunaan kamera biasa seperti kamera ponsel, poket dan jenis lain tidak tersedia pengaturan nilai waktu Shutter Speed.

Sebagai contoh pada kamera DSLR Anda akan menemukan pengaturan waktu Shutter Speed dengan angka 1/5000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/800, 1/500, 1/320, 1/250, 1/200, 1/125, 1/100, 1/80, 1/60, 1/50, dan seterusnya sampai kecepatan rendah 1/4, 1/2, 1”, 2”, 4”, 5”, 10”, 15” 20”, 25” dan 30”. Angka 1/5000 detik tentu adalah angka yang paling cepat sedangkan angka 30 detik adalah angka paling rendah.

Pengaruh kecepatan tinggi dan rendah

Kecepatan rana bukan tidak ada maksudnya, tentu perusahaan pembuat kamera sudah mengetahui apa pengaruh penggunaan kecepatan rana pada hasil gambar. Pertama untuk penggunaan Shutter Speed maksimal sampai 1/5000, 1/4000, sampai 1/250, memungkinkan sensor mendapatkan cahaya sesuai dengan lamanya tirai membuka. Karena terlalu cepat membuka-menutup maka cahaya yang didapat dengan angka tersebut lebih sedikit.

Itulah mengapa penggunaan Shutter Speed sangat cepat memungkinkan foto yang dihasilkan lebih gelap. Terkecuali Anda memotret di luar ruangan dengan sorot sinar matahari sangat besar, foto bisa mendapatkan pencahayaan cukup. Efek lain dari penggunaan Shutter Speed tinggi adalah objek yang di foto ‘beku’ atau gerakan dari objek bisa dibekukan. Penggunaannya tentu sangat cocok untuk memotret kegiatan olahraga, binatang yang berlari, atau apapun yang bergerak cepat. Jika Anda melihat foto pemain sepakbola yang bagus, itu karena penggunaan Shutter Speed tinggi.

Berikut dibawah adalah foto dengan Shutter Speed tinggi yang sanggup membekukan gerakan jeruk dan muncratan air.

Shutter Speed tinggi

Sedangkan untuk angka 1/100, 1/80, 1/50, 1/30 adalah angka yang dianggap tanggung. Tidak terlalu kuat untuk membuat objek bergerak menjadi beku, dan juga tidak bisa menghasilkan jejak gerakan objek yang bergerak.

Nah, yang terakhir adalah kecepatan Shutter Speed rendah, dari angka 1/4, 1/2, 1”, 5”, 10” sampai 30” adalah kecepatan yang lambat. Pada penggunaan ini cahaya yang diterima sensor akan lebih besar. Jadi pada malam hari pun disaat hanya ada cahaya lampu yang kurang kuat foto tetap bisa terang.

Penggunaannya tidak cocok untuk siang hari karena cahaya akan sangat kuat dan menimbulkan Over Exposure. Efek Shutter Speed rendah adalah sensor mampu menghasilkan jejak gerakan dan jika dengan teknik pas akan menghasilkan keunikan tersendiri. Sebagai contoh adalah untuk memotret di jalan raya pada malam hari untuk menghasilkan garis lampu atau memotret air terjun yang akan terlihat dramatis.

Foto dibawah ini menggunakan Shutter Speed rendah untuk dapat merekam jejak gerakan objek yang dalam hal ini adalah laju kembang api.

Shutter Speed rendah

Catatan

Setiap angka Shutter Speed berbeda-beda tergantung merek dan jenis kamera. Namun fungsinya tetap sama. Begitu pula cara mengatur angkanya, ada kamera yang pengaturan Shutter melalui tombol khusus, maupun diatur dari layar langsung.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *